Friday, September 4, 2009

Tajamnya Waktu

Demi masa sesunguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan beramal sholeh, dan saling berwasiat pada yang benar, dan saling berwasiat untuk bersabar.(103: 1-3).

Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi manusia, bahkan bisa dikatakan waktu itu adalah kehidupan itu sendiri. Karena kehidupan ini tidak bisa terlepas darinya, manusia ingin hidup berharga, tentu dia harus memanfaatkan waktu tersebut, bila tidak, maka dia akan hidup sia-sia dan hampa di muka bumi ini. Waktu ibarat pedang yang tajam, bila penggunanya tidak lihai dalam memainkannya, maka siap-siap leher sendiri yang akan dipenggal. Tentunya pendekar pedanglah yang lincah dan pinter dalam memainkannya. Begitula pula dengan waktu, dia begitu tajam dan liar, sangat sulit untuk dikendalikan, mayoritas manusia yang hidup di dunia ini, tidak bisa mengendalikan waktu, mereka hidup dalam buta, mereka hidup hanya untuk makan, mereka hidup hanya untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, mereka hidup hanya untuk mencari popularitas, mereka hidup dalam kerugian, Karena mereka tidak bisa mengunakan waktu sesuai dengan tujuan hidup diciptakan manusia oleh sang Pencipta.

Kebodohan, membuat manusia senantiasa tenggelam dalam kelalaian dan kelupaaan dengan nilai waktu, kurang menghargai atau tidak menghargai sama sekali. Ada sekelompok manusia mereka diberi nasib baik oleh Allah Swt, tapi sangat disayangkan nasib baik itu tidak mereka manfaatkan semestinya, karena hilang kesadaran dan hanyut terombang-ambing terbawa harus kebodohan yang sangat kencang dalam diri mereka. Lihatlah sang pemimpin yang telah menjadi pemimpin, betapa dia memiliki waktu dan kesempatan baik untuk mengisi tujuan hidup dengan mudah dan sempurna menggapai ridho sang Penguasa Allah Swt, yaitu dengan menjadi pemimpin yang adil, bukankah dengan berbuat adil, sang pemimpin akan mudah mencapai tujuan hidup hakiki?, bukankah pemimpin yang adil termasuk salah satu dari tujuh golongan yang mendapat naungan Allah Swt pada hari kiamat kelak?, bukankah doa pemimpin yang adil mustajab?. Tapi sungguh sangat menyedihkan, karena kebanyakan sang pemimpin tidak sadar dan tidak bisa menggunakan waktunya sesuai dengan tujuan diciptakan manusia. Bahkan kepemimpinannya dia pergunakan untuk memperkaya diri, intimidasi, korupsi, mencuri uang negara, dia menari-nari di atas luka deritaan rakyat yang hidup dalam kesengsaraan kemiskinan, dia lupa bahwa yang mengangkat dia adalah rakyat, dan setiap tindakannya harus untuk kepentingan rakyat, iya memang itu benar, tindakan sang pemimpin harus demi kepentingan rakyat, tapi sepertinya rakyat hanya bisa berhayal tentang itu, cukup disimpan dalam lubuk hati yang paling dalam, biarlah ungkapan itu terbungkus rapat-rapat dengan darah, percuma untuk diungkapkan, karena sang pemimpin telah terluka oleh ketajaman kesempatan dan waktu.

Lihat pula kesempatan suci yang dimiliki oleh mahasiswa, mereka berkesempatan mengenyam pendidikan untuk mengasah intelektualitas mereka, menuntut ilmu yang merupakan anjuran agama, mereka lebih beruntung bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berkesempatan untuk bersekolah, tetapi sangat disayangkan, kebanyakan dari mahasiswa tersebut tidak sadar dengan kepentingan waktu, mereka terbuai dengan ayunan-ayunan nafsu menipu, mereka tenggelam dalam keasikan obat bius dan minuman keras menyiksa, mereka hanyut dalam gelombang pacaran rayuan syaitan terlaknat, kesempatan yang ada, pupus dan hilang tersia-sia, mereka lemah tak berdaya, menjadi mangsa maksiat sepanjang waktu, hidup mereka lunglai tanpa arah yang jelas, diperbudak oleh hawa nafsu, karena mereka telah terluka oleh ketajaman waktu.

Hanya manusia yang memiliki fikiran cerdas, akal sehat, lihai dan lincah dalam memanage waktu, mengetahui hakikat tujuan hiduplah yang bisa selamat dari kerugian dan tipu daya dunia fana ini, yaitu mereka-mereka yang beriman dan beramal sholeh, saling berwasiat pada yang benar, dan saling berwasiat untuk bersabar. Semoga kita tidak terluka oleh waktu, andaikata ada yang merasa sedang terluka, maka bersegeralah untuk menyembuhkannya, agar hidup ini lebih berarti dan bermakna. Amin ya Robb.

No comments: